Kesehatan

Ahli Sebut Virus Corona Menyerang Antibodi Mirip HIV

JAKARTA, EDUNEWS.ID – Ahli menyebut virus corona SARS-CoV-2 berpotensi untuk menyerang antibodi dan membuat penyakit Covid-19 jadi penyakit kronis tanpa gejala seperti HIV.

Hal ini disebut Guru Besar Ilmu Biologi Molekuler Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Chaerul Anwar Nidom lantaran virus corona SARS-CoV-2 memiliki pola genetik tertentu yang berpotensi menimbulkan fenomena ADE (antibody-dependent Enhancement).

“Virus ADE ini bisa melawan antibodi yang ada dalam tubuh,” kata Nidom dalam wawancara dengan CNNIndonesia TV, Rabu (16/9/2020).

Nidom menyebut perkiraan potensi ini berdasarkan pengamatan susunan asam amino virus corona yang ada di Indonesia. Susunan ini memiliki pola efek ADE.

“(Potensi) itu empiris dari data virus yang memilki ADE, kemudian kita analogikan jika terjadi pada Covid. Karena semua virus di indonesia tidak satu pun yang tidak memiliki struktur ADE,” lanjutnya.

Dalam kotak merah dijelaskan Nidom adalah susunan asam amino RNA virus corona yang ditemukan di Indonesia dan berpotensi menimbulkan fenomena ADE. (dok. jurnal Investigasi Mutasi Virus Corona)

Apa itu ADE pada virus corona?

ADE adalah fenomena dimana virus berikatan dengan antibodi untuk menginfeksi sel inang. Potensi terjadinya fenomena ADE ini bisa dilihat dari pola tertentu dari susunan DNA/RNA virus.

Sebelumnya, virus corona menginfeksi sel lewat reseptor ACE2 yang ada di paru-paru. Tapi dengan fenomena ADE, maka sel akan masuk ke sel lewat makrofag.

“Sehingga, virus berkembang di sel mikrofag (sel darah putih) bukan di sel saluran pernafasan lagi,” jelasnya saat dihubungi CNNIndonesia.com lewat pesan teks, Rabu (16/9/2020).

“Akibatnya virus berkembang di makrofag dan merusak sel makrofag, seperti cara kerja HIV. Kemudian baru masuk ke paru dan organ lainnya,” tambahnya.

Titik masuk Covid-19 nantinya akan bisa masuk bukan dari resptor ACE2 yang menjadi target vaksin. Lewat gambar, Nidom menjelaskan bagaimana virus dengan pola ADE berikatan dengan antibodi dan masuk ke dalam mikrofag, bereplikasi, dan bermutasi.

Model ini mengikuti pola penyakit HIV yang masuk ke inang lewat makrofag, bukan ke sel. Sebelumnya, fenomena ADE ini sudah terjadi pada penyakit lain.

Baca Juga :   Perhatikan! 4 Tips Makan Sahur untuk Penderita GERD

“Virus Covid-19 punya susunan ADE di mana ADE ini mempunyai efek seperti yang ada di SARS, MERS, Demam Berdarah, HIV, Ebola, dan Zika,” lanjutnya.

Kini, pola ADE ini ditemukan dalam mutasi virus corona D614G yang kini sudah menyebar di Indonesia. Varian ini disebut Nidom bahkan sudah ada di 57,5 persen virus corona SARS-CoV-2 yang menyebar di Indonesia. ADE ini menyebabkan antibodi tidak efektif menetralisir virus yang dituju.

Chaerul juga mengatakan apabila benar Covid-19 bisa masuk ke makrofag, maka penyakit Covid-19 akan menjadi sebuah penyakit kronis yang terjadi dalam jangka waktu lama, seperti HIV.

“Maka si pasien tak menunjukkan gejala klinis…tapi akan menjadi kronis lama, seperti yang terjadi di HIV karena sistem imun korban terganggu akibat pembelokan titik reseptor” tuturnya.

ADE Bikin Covid-19 jadi kronis tanpa gejala

Gejala klinis yang dimaksud adalah gejala gangguan kesehatan seperti yang belakangan kerap disebut menjadi gejala Covid-19. Beberapa gejala itu mirip dengan gejala influenza seperti demam, batuk, dan pilek. Selain itu, akibat infeksi sel paru-paru, penyakit ini juga menyebabkan gejala pneumonia seperti sesak napas.

Tapi, jika potensi ADE pada virus ini benar terjadi, maka orang yang terinfeksi tidak akan mengalami gejala di atas. Saat ini, fenomena orang yang terinfeksi dan tanpa gejala disebut OTG.

Sehingga, Nidom berpesan agar para pelaku uji klinis vaksin Covid-19 memerhatikan bila terjadi fenomena ADE ini di kalangan para relawan vaksin.

“Ini yang perlu kami sampaikan kepada pihak-pihak yang sedang upayakan vaksin, tolong diamati hal-hal yang terkait perubahan-perubahan virus ini,” ujarnya.

Ia mengimbau agar segera dilakukan penelitian preklinis terhadap pola ADE pada virus corona SARS-CoV-2. Ia mewanti-wanti jangan sampai penelitian ini terlambat, untuk mencegah kemungkinan ada reaksi ADE terhadap manusia.

Hingga saat ini, para ahli terus melakukan penelitian terhadap virus corona dan mendapat temuan-temuan baru. Salah satunya terkait dengan potensi virus corona SARS-CoV-2 menimbulkan fenomena ADE seperti diutarakan Nidom.

cnn

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Edunews.

Kirim Berita

Kirim berita ke email : [email protected][email protected]

ALAMAT

  • Jl. TB Simatupang, RT.6/RW.4, Jati Padang, Kec. Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540 Telepon : 021-740740  – 0817 40 4740

__________________________________

  • Graha Pena Lt 5 – Regus Jl. Urip Sumoharjo No. 20, Makassar Sulawesi Selatan 90234 Telepon : 0411 366 2154 –  0811 416 7811

Copyright © 2016-2022 Edunews.ID

To Top
WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com