Dunia Islam

Berikut Tata Cara Itikaf Ramadhan dan Rukunnya

Ilustrasi.

JAKARTA, EDUNEWS.ID – Itikaf secara bahasa berarti mengurung diri. Sedangkan menurut istilah sering diartikan sebagai berdiam diri di masjid dengan disertai niat.

Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Baqarah ayat 125:

وَإِذْ جَعَلْنَا الْبَيْتَ مَثَابَةً لِلنَّاسِ وَأَمْنًا وَاتَّخِذُوا مِنْ مَقَامِ إِبْرَاهِيمَ مُصَلًّى ۖ وَعَهِدْنَا إِلَىٰ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ أَنْ طَهِّرَا بَيْتِيَ لِلطَّائِفِينَ وَالْعَاكِفِينَ وَالرُّكَّعِ السُّجُودِ

Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: “Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i’tikaf, yang ruku’ dan yang sujud.” (QS. Al-Baqarah ayat 125).

Hadits dari Aisyah ra mengatakan bahwa:

“Nabi Muhammad SAW beri’tikaf di sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan hingga beliau wafat, kemudian para istri beliau beritikaf sepeninggalan beliau.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Sholat itikaf hukumnya sunnah. Akan tetapi sangat dianjurkan dikerjakan pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan. Dikutip dalam “Bekal Ramadhan dan Idul Fitri: I’tikaf” oleh Saiyid Mahadhir, Lc, MA, berikut ini beberapa ungkapan para ulama terkait pelaksanaan itikaf:

Azzuhri berkata:

“Sungguh mengherankan ada sebagian orang yang meninggalkan itikaf, padahal Rasulullah SAW terus melaksanakan itikaf hingga beliau wafat.”

Rukun itikaf dan tata cara itikaf

1. Niat

Sama seperti ibadah lainnya, maka menurut mayoritas ulama salah satu rukun terpenting itikaf adalah niat, sehingga dengan niat inilah ada pembeda antara mereka yang beritikaf atau bukan.

Rasulullah SAW bersabda:

“Sungguh setiap pekerjaan itu bergantung dengan niat dan setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang dia niatkan.” (HR. Muslim).

Baca Juga :   Perhatikan! 4 Tips Makan Sahur untuk Penderita GERD

2. Berdiam diri di dalam masjid

Selama berdiam diri di masjid ini hendaknya mu’takifin (orang-orang yang beritikaf) memaksimalkan rangkain ibadah: sholat wajib, sholat-sholat sunnah berdzikir, membaca Al Quran, tidak hanya memperbanyak tidur atau ngobrol kesana-kemari.

3. Masjid sebagai tempat itikaf

4. Orang yang beritikaf

Niat untuk itikaf:

نَوَيْتُالْاِعْتِكَافَ لِلّٰهِ تَعَالٰى

Arab-latin: Nawaitul i’tikaafa lilaahi ta’ala,

Artinya: “Saya niat itikaf karena iman dan mengharap akan Allah, karena Allah ta’ala.”

Saat itikaf dianjurkan untuk membaca doa:

اَللّٰهُمَّ اِنَّكَ عَفُوٌّتُحِبُّ الْعَفْوَفَاعْفُ عَنِّيْ

Artinya: “Ya Allah, bahwasannya Engkau menyukai pemaafan, karena itu maafkanlah aku.”

Ketika melaksanakan sholat itikaf perbanyaklah sholat untuk mendekatkan diri kepada Allah. Sholat yang dilakukan sama seperti sholat wajib, sholat sunnah seperti tarawih, tahajud, sholat hajat, dan sebagainya.

Diperintahkan juga untuk memperbanyak bacaan Al-Quran dan berdzikir saat beritikaf dengan membaca takmid, bertasbih, tahlil, istighfar dan sebagainya. Jangan lupa juga untuk berdiam diri memohon ampunan dan ridho Allah SWT.

dtk

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Edunews.

Kirim Berita

Kirim berita ke email : [email protected][email protected]

ALAMAT

  • Jl. TB Simatupang, RT.6/RW.4, Jati Padang, Kec. Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540 Telepon : 021-740740  – 0817 40 4740

__________________________________

  • Graha Pena Lt 5 – Regus Jl. Urip Sumoharjo No. 20, Makassar Sulawesi Selatan 90234 Telepon : 0411 366 2154 –  0811 416 7811

Copyright © 2016-2022 Edunews.ID

To Top
WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com