MAMUJU, EDUNEWS.ID – Korps Alumni Pondok Pesantren Modern Al Ikhlas (KAPMI) mengecam keras tindakan pengeroyokan dan penganiayaan terhadap salah satu anggota Alumni PPM Al Ikhlas, Irfan Syarif, beberapa waktu lalu di Hotel Maleo, Mamuju.
Dewan Pertimbangan KAPMI, Muhammad Solihin S, mengatakan, apapun motif pelaku tindakan penganiayaan terhadap Irfan Syarif tidak bisa dibenarkan.
“Apkah itu ada kaitannya dengan masalah politik atau tidak KAPMI angat menyayangkan dan mengecam kasus ini. Tindakan brutal seperti ini jelas tindak pidana yang menerabas hukum di Indonesia,” kata Solihin, Selasa (21/7/2020).
Irfan Syarif yang juga Anggota KAPMI merupakan Sekretaris DPD II Golkar Majene. Irfan Syarif, dikeroyok belasan orang usai penyelenggaraan Musyawarah Daerah Golkar yang dimenangkan secara aklamasi oleh Bupati Mamuju Tengah, Aras Tammauni.
Penganiayaan terjadi sekitar pukul 04.00 Wita di lobi hotel d’Maleo, Jl Yos Sudarso, Mamuju lokasi Musda III Golkar digelar. Akibat pengeroyokan ini korban mengalami luka robek di kening hingga nyaris mengenai matanya. Korban juga kesulitan bernapas lantaran dada dan punggungnya sempat diserang pelaku.
Oleh karena itu, kata Solihin KAPMI mendesak agar aparat penegak hukum mengambil langkah cepat dan tegas dalam mengusut tuntas kasus pengeroyokan ini agar tidak jadi preseden buruk bagi penegakan hukum di Sulawesi Barat.
“Kita juga mengajak semua masyarakat Sulbar untuk tidak diam atas kasus premanisme seperti ini. Selain itu kita juga mengajak aktivis pemuda mendukung Polri untuk menuntaskan aksi-aksi premanisme. Jangan ada yang mengotori nilai Malaqbiq yang selama ini Sulbar banggakan,” katanya.
