News

Pakar Nilai Digitalisasi Solusi Guru Ngaji

JAKARTA, EDUNEWS.ID – Di tengah perkembangan zaman, keberadaan guru ngaji masih sangat relevan. Hanya saja, guru ngaji diimbau untuk bersiap dengan adanya digitalisasi dalam dakwah.

Peneliti dari Lembaga Pengkajian Hadis El-Bukhari Institute, Masrur Irsyadi, mengatakan, kebutuhan masyarakat terhadap guru ngaji saat ini sangat tinggi terlebih dengan berkembangnya digitalisasi. Digitalisasi dinilai merupakan suatu tantangan yang prospektif bila dimaknai dengan baik.

“Digitalisasi ini prospektif sekali, harus bersiap (guru ngaji) memang,” jelas Masrur saat ditemui Republika.co.id, di Jakarta, Selasa (26/11/2019).

Digitalisasi dinilai mampu menjadi jawaban atas beragam kendala bagi guru ngaji. Seperti pendapatan, jadwal mengajar, hingga kepastian pekerjaan yang tak selamanya ada.

Menurutnya, terjadi ketimpangan suplai dengan kebutuhan antara ketersediaan guru ngaji dengan beberapa kalangan masyarakat yang mencari guru ngaji.

Umumnya di daerah kelas menengah ke atas, kata dia, permintaan terhadap guru ngajicukup tinggi meski data tersebut secara riil belum dapat diakumulatifkan. Hanya saja, permintaan atas guru ngaji dalam kelas menengah ini dibarengi dengan sejumlah persyaratan.

“Misalnya kapasitas guru ngajinya seperti apa, ideologi, dan juga akhlaknya. Ini penting, karena kalangan ini umumnya lebih kritis,” tutur Masrur.

Di sisi lain, wilayah tradisional masih mengandalkan pengajian ala rumahan. Di mana guru ngaji umumnya digaji dengan besaran gaji yang relatif rendah dengan rata-rata Rp 500 ribu per bulan. Hal ini disebabkan rendahnya besaran iuaran siswa ngaji yang berada di level Rp 50 ribu-Rp 100 ribu per bulan per siswa.

Rendahnya tarif iuran ngaji ini pada akhirnya dinilai menimbulkan tren baru pengajian yang menjamur dalam satu dekade terakhir, yakni guru ngaji privat. Guru ngaji privat dinilai lebih prospektif dibandingkan guru ngaji rumahan yang mana tarif iuran disesuaikan sesuai akad kesepakatan di awal.

Baca Juga :   Rilis Terbaru Archi : Ridwan Kamil dan Sahroni Berpotensi 'Head to Head' di Pilgub DKI 2024

“Kalau privat, biasanya Rp 100 ribu per sekali pertemuan. Kalau anak murid privatnya banyak, maka lumayan (penghasilan guru ngaji),” ujarnya.

Bertumbuhnya tren pengajian privat ini pun, kata dia, telah ditangkap oleh sejumlah lembaga profesional yang mencarikan murid lewat basis media sosial. Hanya saja, umumnya lembaga-lembaga tersebut menerapkan sejumlah standar khusus bagi guru ngaji yang akan direkrut.

rpl

Edunews.

Kirim Berita

Kirim berita ke email : [email protected][email protected]

ALAMAT

  • Jl. TB Simatupang, RT.6/RW.4, Jati Padang, Kec. Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540 Telepon : 021-740740  – 0817 40 4740

__________________________________

  • Graha Pena Lt 5 – Regus Jl. Urip Sumoharjo No. 20, Makassar Sulawesi Selatan 90234 Telepon : 0411 366 2154 –  0811 416 7811

Copyright © 2016-2022 Edunews.ID

To Top
WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com