JAKARTA, EDUNEWS.ID – Peserta Diklat Diplomat Muda Sekolah Staf Dinas Luar Negeri (Sesdilu) Pusat Pendidikan dan Latihan (Pusdiklat) Kementerian Luar Negeri, di Jakarta, Rabu (14/3/2018), cukup antusias mengikuti materi-materi yang disampaikan oleh narasumber.
Dalam sesi dengan pembicara wartawan senior Teguh Santosa, berbagai pertanyaan diajukan peserta. Ada yang bertanya tentang aplikasi dari gagasan poros maritim dunia, juga ada yang bertanya tentang nasib Indonesia bila mengadopsi kebijakan One Belt One Road (OBOR) yang diinisiasi oleh Republik Rakyat China (RRC).
Ada juga yang mengajukan pertanyaan agak keluar dari tema “Indonesia Sentris: Quo Vadis” yang disampaikan Wakil Rektor Universitas Bung Karno (UBK) itu.
Seorang peserta menyampaikan keprihatinannya terhadap tata kelola pembangunan Jakarta yang bukan semakin baik, malah semakin buruk dalam sepuluh tahun terakhir.
Menjawab pertanyaan mengenai tata kelola pembangunan Jakarta itu, Teguh mengatakan, dirinya yakin pemerintahan DKI Jakarta yang kini dipimpin Anies Baswedan memiliki kemampuan yang lebih baik dalam membaca dan memetakan persoalan yang ada.
Karena itulah, dia meminta agar Gubernur Anies Baswedan konsisten dan fokus membenahi Jakarta hingga 2022, serta tidak terpancing ikut dalam kompetisi Pilpres 2019.
“Kalau jabatan publik di Jakarta ini hanya dijadikan batu loncatan, saya khawatir pekerjaan membenahi Jakarta tidak akan tuntas, dan kita akan terus mengulang dari titik nol. Saya berharap Gubernur Anies Baswedan konsisten memimpin hingga 2022,” demikian Teguh.