Oleh: Aditya Rizqi Labib Majdi*
Kunamai aku tanah yang goyah
Tak ada bahu untuk bersandar
Tak pula ada tangan untuk ku genggam
Langkah kaki yang hampa
Ketukan sepatu yang pelan, nada-nada yang tak beraturan
Membawaku pada sebuah penantian
Sebut saja aku manusia penuh resah
Tualang yang hilang arah dan patah
Menunggu dirimu begitu gelisah
Hingga akhirnya ku membusuk di perjalanan
Yang kudapati hanya pahitnya kenyataan
Tersiksa akan hati yang tak juga memberi jawaban
Kini ku sadar, bukan aku orang yang ingin kau dapatkan.
Aditya Rizqi Labib Majdi, Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Teknologi Yogyakarta
